Jumat, 31 Desember 2010

Desain Tangki Pengaruhi Indikator Bensin

   Bentuk atau desain tangki motor mempengaruhi indikator pengukuran bensin. Misalnya saja dari posisi full sampai setengah, turunnya indikator bensin cukup lama. Cepat turun begitu jarum indikator sudah ditengah sampai bawah. Atau ada juga sebaliknya. Ambil contoh di bebek dan sport yang punya desain tangki berbeda.
     Di bebek bentuk tangki rata-rata mengerucut di bawah. Artinya volume bagian atas tangki lebih besar. Begitu diisi penuh dan motor dipakai, cukup lama bensin abis jika dilihat dari indikator. Begitu bensin sudah dipakai 1 liter lebih, baru deh jarum indikator bergerak turun.
     Jadi, jangan buru-buru mengecap motor irit. Sebab begitu jarum indikator mulai bergerak atau mencapai setengah, cepat sekali skala penurunannya. Ini gejala biasa lantaran volume tangki bensin dibawah lebih kecil. Begitu juga sebaliknya ditangki yang punya model kecil diatas dan membesar dibawah. Dari posisi full mencapai setengah sepertinya cepat sekali. Langsung dicap sama pemiliknya motor boros. Padahal begitu bensin sudah setengah tangki, akan lama sekali abis.
     Banyak orang kaget begitu beralih pakai skubek. Katanya sering mampir SPBU, tentu untuk isi bensin. Itu ada dua sebab. Ukuran tangki dan pemakaian BBM skubek yang memang lebih boros dibanding bebek. Coba lihat isi tangki bebek. Rata-rata muat 4,5 liter. Sedang skubek maksimal 3,8 sampai 3,9 liter. Lebih besar bebek 0,5 liter. Pantas skubek seperti Yamaha MIO, SPIN 125, atau VARIO jadi tampak seperti boros. Sebagai contoh bebek rata-rata 1 liter terpakai 60 kilometer. Berarti kalau ada sisa 0,5 liter bisa diajak menempuh rute 30 km. Ini berarti, pemakai skubek akan lebih cepat ngisi bensin. Bebek masih kuat 30 km lagi, skubek sudah harus masuk SPBU.
     Sebab kedua, lantaran skubek menganut transmisi otomatis atau CVT. Mesin harus bergasing tinggi untuk mencapai akselerasi. Sebab didalam CVT terjadi selip yang tinggi antara V-belt dengan puli.
Selengkapnya - Desain Tangki Pengaruhi Indikator Bensin

Rabu, 29 Desember 2010

White Wall di skubek

   Tampilan retro klasik bangkit kembali. Ciri khas paling dominan selain bentuk lampu depan yang bulat  juga bisa ditunjukkan pada tampilan ban. Seperti adanya garis putih yang melingkar di pinggiran ban atau biasa disebut white wall.
     Seharusnya tampilan begini bersifat permanen atau benar-benar cat yang menempel. Atau memang harus beli ban yang memiliki garis putih di dinding. Tapi kini ada kreasi baru .Di bikin lebih simpel juga bisa dibongkar-pasang. Jadi kalau sudah bosan, ingin tampil biasa, tinggal copot tuh karet putih.
     White wall baru ini punya bahan mirip ban dalam. Di bagian pinggir punya kontur lebih tipis. Tentunya berfungsi sebagai lidah atau pegangan pelek.  
     Satu set biasanya terdiri untuk ban depan dan belakang. Harga sekitar Rp 115 ribu. Untuk semua ukuran ring pelek dibanderol sama. Tersedia tiga ukuran yaitu untuk 10 inci , 12 inci , dan 14 inci. Ukuran variasi ban ini  bisa dipasang di VESPA (10 inci), KYMCO (12 inci), VARIO (14 inci), dan MIO (14 inci). Cara pasang juga gampang, hampir tidak butuh banyak alat. Yang penting telaten agar tidak ada lipatan. 
     Sebelum dipasang, tentunya ban mesti dikempiskan dahulu. Lalu tempel langsung ke pinggiran ban agar terjepit ban luar dan pelek. Sekali lagi diingatkan agar jangan sampai ada lipatan saat dipasang. Baru setelah itu diratakan hingga menempel ban luar. 
     Setelah rapi, ban bisa langsung dipompa kembali. Variasi karet putih itu akan nempel di ban dan turut menggelembung mengikuti kontur ban luar.  
Selengkapnya - White Wall di skubek